Seorang Pemuda Arab Yang Menimba Ilmu Di Amerika Rabu, 22 Februari 2006 silam. Ada seorang pemuda arab yang baru saja menyelesaikan bangku kuliahnya di Amerika.Pemuda ini adalah salah seorang yang diberi nikmat oleh Allah berupa pendidikan agama Islam bahkan ia mampu mendalaminya.Selain belajar, ia juga seorang juru dakwah Islam. Ketika berada di Amerika , ia berkenalan dengan salah seorang Nasrani.Hubungan mereka semakin akrab, dengan harapan semoga Allah SWT memberinya hidayah masuk Islam. Pada suatu hari mereka berdua berjalan-jalan di sebuah perkampungan di Amerika dan melintas di dekat sebuah gerejayang terdapat di kampung tersebut.Temannya itu meminta agar ia turut masuk ke dalam gereja. Semula ia berkeberatan,namun karena ia terus mendesak akhirnya pemuda itupun memenuhi permintaannya lalu ikut masuk ke dalam gereja dan duduk di salah satu bangku dengan hening, sebagaimana kebiasaan mereka.
Ketika pendeta masuk, mereka serentak berdiri untuk memberikan penghor-matan lantas kembali duduk. Di saat itu si pendeta agak terbelalak ketika melihat kepada para hadirin dan berkata, "Di tengah kita ada seorang muslim. Aku harap ia keluar dari sini." Pemuda arab itu tidak bergeming dari tempatnya. Pendeta tersebut mengucapkan perkataan itu berkali-kali, namun ia tetap tidak bergeming dari tempatnya. Hingga akhirnya pendeta itu berkata, "Aku minta ia keluar dari sini dan aku menjamin keselamatannya. "Barulah pemuda ini beranjak keluar. Di ambang pintu ia bertanya kepada sang pendeta,
Bagaimana anda tahu bahwa saya seorang muslim." Pendeta itu menjawab, "Dari tanda yang terdapat di wajahmu."Kemudian ia beranjak hendak keluar,namun sang pendeta ingin memanfaatkan keberadaan pemuda ini, yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan, tujuannya untuk memojokkan pemuda tersebut dan sekaligus mengokohkan markasnya. Pemuda muslim itupun menerima tantangan debat tersebut. Sang pendeta berkata, "Aku akan mengajukan kepada anda 22 pertanyaan dan anda harus menjawabnya dengan tepat.
" Si pemuda tersenyum dan berkata, "Silahkan! Sang pendeta pun mulai bertanya,
1.. Sebutkan satu yang tiada duanya,
2.. dua yang tiada tiganya,
3.. tiga yang tiada empatnya,
4.. empat yang tiada limanya,
5.. lima yang tiada enamnya,
6.. enam yang tiada tujuhnya,
7.. tujuh yang tiada delapannya,
8.. delapan yang tiada sembilannya,
9.. sembilan yang tiada sepuluhnya,
10.. sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh,
11.. sebelas yang tiada dua belasnya,
12.. dua belas yang tiada tiga belasnya,
13.. tiga belas yang tiada empat belasnya.
14.. Sebutkan sesuatu yang dapat bernafas namun tidak mempunyai ruh!
15.. Apa yang dimaksud dengan kuburan berjalan membawa isinya?
16.. Siapakah yang berdusta namun masuk ke dalam surga?
17.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah namun Dia tidak menyu- kainya?
18.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dengan tanpa ayah dan ibu!
19.. Siapakah yang tercipta dari api, siapakah yang diadzab dengan apidan siapakah yang terpelihara dari api?
20.. Siapakah yang tercipta dari batu, siapakah yg diadzab dengan batu dan siapakah yang terpelihara daribatu?
21.. Sebutkan sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap besar!
22.. Pohon apakah yang mempu-nyai 12 ranting, setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah naungan dan dua di bawah sinaran matahari?"
Mendengar pertanyaan tersebut pemuda itu ter-senyum dengan senyuman mengandung keyakinan kepada Allah. Setelah membaca basmalah ia berkata,
1.. Satu yang tiada duanya ialah Allah SWT.
2.. Dua yang tiada tiganya ialah malam dan siang. Allah SWT berfirman, "Dan Kami jadikan malam dan siang sebagai dua tanda (kebesaran kami)." (Al-Isra':12).
3.. Tiga yang tiada empatnya adalah kekhilafan yang dilakukan Nabi Musa ketika Khidir menenggelamkan sampan, membunuh seorang anak kecil dan ketika me-negakkan kembali dinding yang hampir roboh.
4.. Empat yang tiada limanya adalah Taurat, Injil, Zabur dan al- Qur'an.
5.. Lima yang tiada enamnya ialah shalat lima waktu.
6.. Enam yang tiada tujuhnya ialah jumlah hari ke-tika Allah SWT menciptakan makhluk.
7..Tujuh yang tiada delapannya ialah langit yang tujuh lapis. Allah SWT berfirman, "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Rabb Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang." (Al-Mulk:3).
8.. Delapan yang tiada sembilannya ialah malaikat pemikul Arsy ar- Rahman. Allah SWT berfirman,"Dan malaikat-malaikat berada dipenjuru- penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Rabbmu di atas(kepala) mereka." (Al-Haqah: 17).
9.. Sembilan yang tiada sepuluhnya adalah mu'jizat yang diberikan kepada Nabi Musa : tongkat, tangan yang bercahaya, angin topan, musim paceklik, katak, darah, kutu dan belalang
10.. Sesuatu yang tidak lebih dari sepuluh ialah ke-baikan. Allah SW berfirman, "Barangsiapa yang berbuat kebaikan maka untuknya sepuluh kali lipat." (Al-An'am: 160).
11.. Sebelas yang tiada dua belasnya ialah jumlah saudara-saudara Yusuf.
12.. Dua belas yang tiada tiga belasnya ialah mu'jizat Nabi Musa yang terdapat dalam firman Allah, "Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu Kami berfirman, 'Pukullah batu itu dengan tongkatmu.' Lalu memancarlah dari padanya dua belas mata air." (Al- Baqarah: 60).
13.. Tiga belas yang tiada empat belasnya ialah jumlah saudara Yusuf ditambah dengan ayah dan ibunya.
14.. Adapun sesuatu yang bernafas namun tidak mempunyai ruh adalah waktu Shubuh. Allah SWT ber-firman, "Dan waktu subuh apabila fajarnya mulai menying-sing. " (At-Takwir)
15.. Kuburan yang membawa isinya adalah ikan yang menelan Nabi Yunus AS.
16.. Mereka yang berdusta namun masuk ke dalam surga adalah saudara- saudara Yusuf,yakni ketika mereka berkata kepada ayahnya,"Wahai ayah kami, sesungguhnya kami pergi berlomba-lomba dan kami tinggalkan Yusuf di dekat barang-barang kami,lalu dia dimakan serigala." Setelah kedustaan terungkap, Yusuf berkata kepadamereka," tak ada cercaaan ter-hadap kalian." Dan ayah mereka Ya'qub berkata, "Aku akan memohonkan ampun bagimu kepada Rabbku. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
17.. Sesuatu yang diciptakan Allah namun tidak Dia sukai adalah suara keledai. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya sejelek-jelek suara adalah suara keledai." (Luqman: 19).
18.. Makhluk yang diciptakan Allah tanpa bapak dan ibu adalah Nabi Adam, malaikat, unta Nabi Shalih dan kambing Nabi Ibrahim.
19.. Makhluk yang diciptakan dari api adalah Iblis, yang diadzab dengan api ialah Abu Jahal dan yang terpelihara dari api adalah Nabi Ibrahim. Allah SWT berfirman, "Wahai api dinginlah dan selamatkan Ibrahim." (Al-Anbiya': 69)
20. Makhluk yang terbuat dari batu adalah unta Nabi Shalih, yang diadzab dengan batu adalah tentara bergajah dan yang terpelihara dari batu adalah Ash-habul Kahfi (penghuni gua).
21.. Sesuatu yang diciptakan Allah dan dianggap perkara besar adalah tipu daya wanita, sebagaimana firman Allah SWT, "Sesungguhnya tipu daya kaum wanita itu sangatlah besar." (Yusuf)
22.. Adapun pohon yang memiliki 12 ranting setiap ranting mempunyai 30 daun, setiap daun mempunyai 5 buah, 3 di bawah teduhan dan dua di bawah sinaran matahari maknanya: Pohon adalah tahun, ranting adalah bulan, daun adalah hari dan buahnya adalah shalat yang lima waktu, tiga dikerjakan di malam hari dan dua di siang hari.
Pendeta dan para hadirin merasa takjub mende-ngar jawaban pemuda muslim tersebut.Kemudian ia pamit dan beranjak hendak pergi. Namun ia mengurungkan niatnya dan meminta kepada pendeta agar menjawab satu pertanyaan saja. Permintaan ini disetujui oleh sang pendeta. Pemuda ini berkata, "Apakah kunci surga itu?" mendengar pertanyaan itu lidah sang pendeta menjadi kelu, hatinya diselimuti keraguan dan rona wajahnya pun berubah. Ia berusaha menyembunyikan kekhawatirannya, namun hasilnya nihil. Orang-orang yang hadir di gereja itu terus mendesaknya agar menjawab pertanyaan tersebut, namun ia berusaha mengelak.
Mereka berkata, "Anda telah melontarkan 22 pertanyaan kepadanya dan semuanya ia jawab sementara ia hanya memberimu satu pertanyaan namun anda tidak mampu menjawabnya! " Pendeta tersebut berkata, "Sungguh aku mengetahui jawaban dari pertanyaan tersebut, namun aku takut kalian marah. " Mereka menjawab, "Kami akan jamin keselamatan anda." Sang pendeta pun berkata, " Jawabannya ialah: Asyhadu an La Ilaha Illallah wa'asyhaduanna Muhammadar Rasulullah."
Lantas sang pendeta dan orang-orang yang hadir di gereja itu memelukagama Islam. ALLAHU AKBAR! Sungguh Allah telah menganugrahkan kebaikan dan menjaga mereka dengan Islam melalui tangan seorang pemuda muslim yang bertakwa. Semoga Kisah ini dapat menambah kuat Iman kita sebagai seorang Muslim, dan jika Kisha ini di baca oleh orang non muslim, semoga dia sadar dan memeluk Agama yang paling Benar, Agama ALLAH SWT.
Sumber: http://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=335360849809904&id=100000079754185
Senin, 26 Desember 2011
KISAH AL-HABIB AHMAD AL-MUHDHAR (QUWEREH, YAMAN)
Gurauannya Disukai Nabi SAW
Terik matahari memanggang kota Mekah. Masjidil Haram tengah disesaki jemaah haji. Hari itu Jumat. Seorang khatib berdiri di atas mimbar Ia membacakan sebuah khutbah yang teramat panjang. Lama sekali sang khatib berkhutbah. Jamaah tersiksa oleh sengatan siang. Maklum, saat itu bertepatan musim panas. Keringat becucuran deras. Usai khutbah, sang khatib mengimami salat. Anehnya, salat ini dilakukan dengan sangat cepat. Surat yang ia pakai pun yang pendek-pendek. Setelah salam, seorang jamaah menghampiri khatib. Namanya Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdor. Tangannya menggenggam sebatang tongkat. Lalu tanpa diduga, sang habib menggebuk khatib denga tongkat sembari berkata-kata lantang, "Kamu telah membolak-balik sunnah Rasulullah SAW. Mestinya kamu meringkas khotbah dan sedikit memanjangkan salat." Khatib itu berteriak kesakitan. "Hai orang-orang, aku dipukuli seorang Hadrami...! Habib Ahmad menimpali, "Aku bukan Hadrami,” ia lalu bersenandung, Kami mengenal Batha'(sebuah daerah di Mekah) dan ia mengenal kami Bukit Shafa dan Baitullah (Ka’bah) mencintai kami Kota Mekah geger. Sang Amir, Muhammad bin Awan geram. Diperintahkannya polisi untuk menangkap Habib Ahmad dan menghukumnya di depan khalayak. Keresahan melanda warga Hadrami. Mereka mengkhawatirkan nasib habib tercinta itu. "Tak usah khawatir! Ibundaku, Khadijah binti Khuwailid, selalu bersamaku," ujar Habib Ahmad menenangkan. "Aku akan berlindung di tempatnya." lanjutnya. Saat itu juga ia bergegas ke kubah Sayidah Khadijah ra, istri mulia Baginda Nabi SAW. Sepasukan polisi mengejar di belakangnya. Sesampai di depan kubah, peristiwa ajaib terjadi, pintu kubah... terbuka dengan sendirinya. Habib Ahmad masuk, dan pintu itu tertutup kembali. Para polisi berusaha membuka, namun tak kuasa. Mereka menemui juru kunci kubah dan meminta kunci. Namun ia enggan menyerahkan. "Takkan kuberikan kunci ini kepada siapa pun." Akhirnya dengan luapan amarah, mereka mengambil secara paksa. Berbekal kunci itu, mereka berhasil membuka pintu kubah. Tapi ajaib, Habib Ahmad tak kelihatan batang hidungnya. Mereka mencari-cari, namun hasilnya nihil, ia seperti raib di perut bumi. Para abdi praja itu akhirnya menyerah. Mereka melapor pada Muh. B. Awan perihal kejadian luar biasa itu. Ia merasa takjub. la kemudian menanyai warga Hadrami mengenai siapa sebenarnya Habib Ahmad. Ketakjubannya kian membumbung kala mengetahui kesejatian sosok habib yang alim itu. Penguasa Mekah itu kemudian mengadakan jamuan istimewa untuk Habib Ahmad sebagai tanda maaf. Sang Habib menyambut hangat. Di tengah jamuan itu, Muh. B. Awan membujuk Habib Ahmad agar bersedia menetap di Mekah. Habib Ahmad tidak langsung menjawab ya ataupun tidak. "Aku tanyakan dulu kepada ibundaku, Khadijah AI-Kubra." katanya. Beberapa hari kemudian, ia mendatangi Syarif dan memberi kabar, "Maaf Amir, Ibunda Khadijah menghendaki aku untuk kembali ke Quwereh." Peristiwa itu terjadi pada musim haji tahun 1250 Hijriyah.
HAFAL QUR’AN Habib Ahmad bin Muhammad bin Alwi al-Muhdor lahir di kota Rasyid, lembah Dau'an,Hadramaut(Yaman)tahun 1217 Hijriyah. Saat masih kanak-kanak, ia diboyong ayahnya ke Haramain. Di sana ia berhasil menghafal Alquranul Karim dalam usia tujuh tahun dengan bacaan yang bagus. Ia kemudian menekuni berbagai bidang pengetahuan. Diantara guru-gurunya di Mekah adalah: Syekh Umar bin Abdurrasul al-Attar, Syekh Muhammad Sholeh ar-Rais, Syekh Ahmad as-Showi al-Mishri dan Syekh AbdurRahman al-Kazbaniy. Setelah bekal ilmunya lumayan mumpuni, ia mulai sering diajak mondar-mandir antara Mekah dan Hadramaut oleh ayahnya. Ketika singgah di Hadramaut, ia menyempatkan diri menimba ilmu kepi ulama-ulama besar di sana, seperti Habib Hasan bin Sholeh al-Bahr, Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Attas, Habib Abmad bin Umar bin Sumaith, Habib Abdullah bin Idrus al-Barr dan Syekh Abdullah bin Ahmad Basaudan. Menginjak usia dewasa, ia memutuskan kembali ke kota Rasyid. Ia menempati rumah salah satu pam dari pihak ibunya yang merupakan keluarga besar marga Bazar'ah. la kemudian menikah dengan seorang wanita salehah dari keluarga al-Habsyi. Dari pernikahan ini ia dikaruniai putra dan putri bernama Umar, Hamid, Hadun, Khadijah, dan lainnya. Selanjutnya, setelah memiliki uang cukup, ia membeli sebuah rumah daerah Quwereh. Di kota itu ia menikah lagi dengan wanita dari keluarga Syekh Abu Bakar bin Salim setelah istri pertamanya meninggal dunia. Pernikahan kedua ini membuahkan beberapa putra dan putri diantaranya: Muhammad, Musthafa dan Sholeh. Dari kota inilah, nama Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdor terus menjulang. Cahaya ilmu dan akhlaknya menerangi negeri Hadramaut, bahkan seluruh persada bumi. la dicintai kaum muslimin. Kalam-kalamnya mudah diterima lubuk hati. Dan tersingkaplah nubuat yang pernah ditorehkan Syekh Umar Bamakhramah. Ya, beratus tahun sebelumnya, Syekh Umar menulis untaian syair yang mengilustrasikan sosok Habib Ahmad alMuhdor. Dilukiskannya perangai Habib Ahmad beserta tempat-tempat yang pernah ia singgahi. Habib Hasan bin Sholeh al-Bahr, salah satu guru Habib Ahmad, ketika membaca syair itu, ia berseru kepada orang-orang sekitarnya, "Katakan kepada Ahmad al-Muhdor bahwa Syekh Bamakhramah mengajaknya bicara." Selain berilmu tinggi, Habib Ahmad dikenal keras dalam mujahadah. Jauh hari ia telah menyiapkan liang kuburnya sendiri yang ditempatkan di sebelah masjidnya. la meluangkan waktu berbaring di liang itu setiap hari sembari membaca Alquran. Tercatat tujuh ribu kali khataman ia selesaikan di dalam kubur itu sebelum akhirnya meninggal dunia. Namun ia juga pribadi yang unik. Di balik kekhusyuannya itu ia selalu menampakkan diri sebagai sosok yang jenaka. la suka bergurau. Gurauannya bahkan kadang keterlaluan. Pernah ia menyesal dan berniat takkan bergurau lagi. Akan tetapi ia langsung ditegur Rasulullah SAW dalam mimpi agar meneruskan kebiasaannya bergurau. Hati Habib Ahmad memiliki pertautan yang erat dengan Ummul Mukminin, Khadijah al-Kubra. la menulis kumpulan syair yang memuji ibunda Az-Zahra itu. Hikayat di atas adalah salah satu bukti. Dan akhirnya ia menyusul ibundanya itu pada tahun 1304 H, dalam usia 87 tahun. la meninggalkan beberapa putra yang shaleh. Salah satunya adalah Habib Muhammad al-Muhdor, Bondowoso, seorang ulama yang pernah meramaikan belantika dakwah di Nusantara ini. la juga meninggalkan beberapa murid yang hebat. Diantaranya: Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur dan Habib Idrus bin Umar al-Habsyi.
Sumber: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=3769744041227&set=a.3082920831076.8089848.1205491310&type=1
Terik matahari memanggang kota Mekah. Masjidil Haram tengah disesaki jemaah haji. Hari itu Jumat. Seorang khatib berdiri di atas mimbar Ia membacakan sebuah khutbah yang teramat panjang. Lama sekali sang khatib berkhutbah. Jamaah tersiksa oleh sengatan siang. Maklum, saat itu bertepatan musim panas. Keringat becucuran deras. Usai khutbah, sang khatib mengimami salat. Anehnya, salat ini dilakukan dengan sangat cepat. Surat yang ia pakai pun yang pendek-pendek. Setelah salam, seorang jamaah menghampiri khatib. Namanya Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdor. Tangannya menggenggam sebatang tongkat. Lalu tanpa diduga, sang habib menggebuk khatib denga tongkat sembari berkata-kata lantang, "Kamu telah membolak-balik sunnah Rasulullah SAW. Mestinya kamu meringkas khotbah dan sedikit memanjangkan salat." Khatib itu berteriak kesakitan. "Hai orang-orang, aku dipukuli seorang Hadrami...! Habib Ahmad menimpali, "Aku bukan Hadrami,” ia lalu bersenandung, Kami mengenal Batha'(sebuah daerah di Mekah) dan ia mengenal kami Bukit Shafa dan Baitullah (Ka’bah) mencintai kami Kota Mekah geger. Sang Amir, Muhammad bin Awan geram. Diperintahkannya polisi untuk menangkap Habib Ahmad dan menghukumnya di depan khalayak. Keresahan melanda warga Hadrami. Mereka mengkhawatirkan nasib habib tercinta itu. "Tak usah khawatir! Ibundaku, Khadijah binti Khuwailid, selalu bersamaku," ujar Habib Ahmad menenangkan. "Aku akan berlindung di tempatnya." lanjutnya. Saat itu juga ia bergegas ke kubah Sayidah Khadijah ra, istri mulia Baginda Nabi SAW. Sepasukan polisi mengejar di belakangnya. Sesampai di depan kubah, peristiwa ajaib terjadi, pintu kubah... terbuka dengan sendirinya. Habib Ahmad masuk, dan pintu itu tertutup kembali. Para polisi berusaha membuka, namun tak kuasa. Mereka menemui juru kunci kubah dan meminta kunci. Namun ia enggan menyerahkan. "Takkan kuberikan kunci ini kepada siapa pun." Akhirnya dengan luapan amarah, mereka mengambil secara paksa. Berbekal kunci itu, mereka berhasil membuka pintu kubah. Tapi ajaib, Habib Ahmad tak kelihatan batang hidungnya. Mereka mencari-cari, namun hasilnya nihil, ia seperti raib di perut bumi. Para abdi praja itu akhirnya menyerah. Mereka melapor pada Muh. B. Awan perihal kejadian luar biasa itu. Ia merasa takjub. la kemudian menanyai warga Hadrami mengenai siapa sebenarnya Habib Ahmad. Ketakjubannya kian membumbung kala mengetahui kesejatian sosok habib yang alim itu. Penguasa Mekah itu kemudian mengadakan jamuan istimewa untuk Habib Ahmad sebagai tanda maaf. Sang Habib menyambut hangat. Di tengah jamuan itu, Muh. B. Awan membujuk Habib Ahmad agar bersedia menetap di Mekah. Habib Ahmad tidak langsung menjawab ya ataupun tidak. "Aku tanyakan dulu kepada ibundaku, Khadijah AI-Kubra." katanya. Beberapa hari kemudian, ia mendatangi Syarif dan memberi kabar, "Maaf Amir, Ibunda Khadijah menghendaki aku untuk kembali ke Quwereh." Peristiwa itu terjadi pada musim haji tahun 1250 Hijriyah.
HAFAL QUR’AN Habib Ahmad bin Muhammad bin Alwi al-Muhdor lahir di kota Rasyid, lembah Dau'an,Hadramaut(Yaman)tahun 1217 Hijriyah. Saat masih kanak-kanak, ia diboyong ayahnya ke Haramain. Di sana ia berhasil menghafal Alquranul Karim dalam usia tujuh tahun dengan bacaan yang bagus. Ia kemudian menekuni berbagai bidang pengetahuan. Diantara guru-gurunya di Mekah adalah: Syekh Umar bin Abdurrasul al-Attar, Syekh Muhammad Sholeh ar-Rais, Syekh Ahmad as-Showi al-Mishri dan Syekh AbdurRahman al-Kazbaniy. Setelah bekal ilmunya lumayan mumpuni, ia mulai sering diajak mondar-mandir antara Mekah dan Hadramaut oleh ayahnya. Ketika singgah di Hadramaut, ia menyempatkan diri menimba ilmu kepi ulama-ulama besar di sana, seperti Habib Hasan bin Sholeh al-Bahr, Habib Abu Bakar bin Abdullah al-Attas, Habib Abmad bin Umar bin Sumaith, Habib Abdullah bin Idrus al-Barr dan Syekh Abdullah bin Ahmad Basaudan. Menginjak usia dewasa, ia memutuskan kembali ke kota Rasyid. Ia menempati rumah salah satu pam dari pihak ibunya yang merupakan keluarga besar marga Bazar'ah. la kemudian menikah dengan seorang wanita salehah dari keluarga al-Habsyi. Dari pernikahan ini ia dikaruniai putra dan putri bernama Umar, Hamid, Hadun, Khadijah, dan lainnya. Selanjutnya, setelah memiliki uang cukup, ia membeli sebuah rumah daerah Quwereh. Di kota itu ia menikah lagi dengan wanita dari keluarga Syekh Abu Bakar bin Salim setelah istri pertamanya meninggal dunia. Pernikahan kedua ini membuahkan beberapa putra dan putri diantaranya: Muhammad, Musthafa dan Sholeh. Dari kota inilah, nama Habib Ahmad bin Muhammad al-Muhdor terus menjulang. Cahaya ilmu dan akhlaknya menerangi negeri Hadramaut, bahkan seluruh persada bumi. la dicintai kaum muslimin. Kalam-kalamnya mudah diterima lubuk hati. Dan tersingkaplah nubuat yang pernah ditorehkan Syekh Umar Bamakhramah. Ya, beratus tahun sebelumnya, Syekh Umar menulis untaian syair yang mengilustrasikan sosok Habib Ahmad alMuhdor. Dilukiskannya perangai Habib Ahmad beserta tempat-tempat yang pernah ia singgahi. Habib Hasan bin Sholeh al-Bahr, salah satu guru Habib Ahmad, ketika membaca syair itu, ia berseru kepada orang-orang sekitarnya, "Katakan kepada Ahmad al-Muhdor bahwa Syekh Bamakhramah mengajaknya bicara." Selain berilmu tinggi, Habib Ahmad dikenal keras dalam mujahadah. Jauh hari ia telah menyiapkan liang kuburnya sendiri yang ditempatkan di sebelah masjidnya. la meluangkan waktu berbaring di liang itu setiap hari sembari membaca Alquran. Tercatat tujuh ribu kali khataman ia selesaikan di dalam kubur itu sebelum akhirnya meninggal dunia. Namun ia juga pribadi yang unik. Di balik kekhusyuannya itu ia selalu menampakkan diri sebagai sosok yang jenaka. la suka bergurau. Gurauannya bahkan kadang keterlaluan. Pernah ia menyesal dan berniat takkan bergurau lagi. Akan tetapi ia langsung ditegur Rasulullah SAW dalam mimpi agar meneruskan kebiasaannya bergurau. Hati Habib Ahmad memiliki pertautan yang erat dengan Ummul Mukminin, Khadijah al-Kubra. la menulis kumpulan syair yang memuji ibunda Az-Zahra itu. Hikayat di atas adalah salah satu bukti. Dan akhirnya ia menyusul ibundanya itu pada tahun 1304 H, dalam usia 87 tahun. la meninggalkan beberapa putra yang shaleh. Salah satunya adalah Habib Muhammad al-Muhdor, Bondowoso, seorang ulama yang pernah meramaikan belantika dakwah di Nusantara ini. la juga meninggalkan beberapa murid yang hebat. Diantaranya: Habib Ali bin Muhammad al-Habsyi, Habib Abdurrahman bin Muhammad al-Masyhur dan Habib Idrus bin Umar al-Habsyi.
Sumber: http://www.facebook.com/photo.php?fbid=3769744041227&set=a.3082920831076.8089848.1205491310&type=1
Langganan:
Postingan (Atom)